Suprih Widodo, Asep Sopian
Sebagai
calon guru yang professional dikhususkan memiliki kemampuan dan keahlian untuk
mengajar. Oleh karena itu mereka perlu dibekali dengan penguasaan konsep yang
benar agar tidak terjadi kecenderungan untuk melakukan kesalahan pemelajaran
konsep mata pelajaran.
Menurut
Edgar Dale (Moore), pengalaman belajar yang paling tinggi nilainya adalah
dengan kontak langsung, sedangkan pengalaman belajar yang paling rendah adalah
pengalaman belajar dengan ucapan.
Cabri
geometri II plus adalah sebuah software yang bisa digunakan secara interaktif
untuk pemelajaran geometri dan bisa digunakan oleh guru maupun mahasiswa
(cabrilog). Beberapa hal yang dapat digunakan cabri geometri II plus adalah
mengkonstruksi gambar sama seperti mengunakan penggaris, pensil, jangka, dan
lain – lain sehingga hasilnya lebih akurat, dapat di manipulasi hanya dengan
mengklik tool yang ada di aplikasi, selain itu gambar dapat diupdate kapan
saja.
Aplikasi
Cabri Geometri yang digunakan pada pemelajaran konsep dasar matematika I ini
adalah Cabri Geometri II Plus. Adapun langkah-langkahnya sebagai berikut :
1. Memberikan pemahaman kepada mahasiswa bahwa
pemelajaran konsep dasar matematika (geometri) akan ditunjang dengan
pemanfaatan Cabri Geometri II Plus.
2. Guru melakukan persiapan perkuliahan dengan
membagi mahasiswa ke dalam beberapa kelompok.
3.
Menata kursi dan ruangan, sehingga memungkinkan
terjadinya interaksi, kerja sama, dan tumbuhnya hubungan interpersonal di
antara mahasiswa.
4.
Dosen menyiapkan materi perkuliahan untuk 14
kali pertemuan
5.
Dosen menyiapkan instrument untuk pra test dan
pasca test
6. Dosen membagi angket survey untuk meminta
tanggapan mahasiswa seputar kegiatan pemelajaran pada mata konsep dasar
matematika dengan memanfaatkan Cabri Geometri II Plus.
Dalam kenyataannya, langkah-langkah diatas tidak berlangsung mulus
karena adanya beberapa hambatan. Pertama, kultur belajar pasif. Sebagian besar
mahasiswa lebih suka menyimak penjelasan materi dari dosen. Mereka lebih senang jika dosen
memperlihatkan cara pemecahan masalah geometri. Kedua, penyelesaian tugas
terfokus kepada seseorang. Mahasiswa seringkali menyerahkan penyelesaian tugas
kelompok kepada mahasiswa lain yang dianggap mampu secara akademik. Ketiga,
sarana perkuliahan.peserta matakuliah tersebut melebihi kapasitas kelas,
sehingga belajar menjadi tidak kondusif.
Kesimpulan dari uraian
diatas adalah sebagai berikut :
1. Mahasiswa mata kuliah konsep dasar matematika I
mengalami kesulitan dalam logika pembuatan garis, rotasi, refleksi, membuat
garis dan meletakkan titik, serta koordinat.
2. Pemanfaatan Cabri Geometri II Plus merupakan
model pemelajaran yang meliputi perumusan tujuan perkuliahan terjemah,
pengamatan dosen akan kemungkinan implementasi model, pembentukan kelompok
dengan bimbingan dosen, penyajian materi dengan visual dan terakhir evaluasi.
3. Model pemelajaran dengan memanfaatkan Cabri Geometri II Plus mampu
mengatasi kesulitan mahasiswa seperti yang dikemukakan di atas. Hal ini
terlihat dari rata-rata kelulusan yang meningkat dari 0 % menjadi 95.,34 %.
Jika dilihat dari tingkat signifikansinya yang diperoleh melalui perhitungan
Uji signifikansi Ttest, dihasilkan Thitung (3.55) < Ttabel dengan db (45) =
2 ,02 (taraf signifikansi 5%); 2,69 (taraf signifikansi 1%). Jadi, pemanfaatan
Cabri Geometri II Plus pendekatan kontrastif-kooperatif belum bisa memecahkan
kesulitan mahasiswa dan meningkatkan prestasi mereka pada Mata Kuliah Konsep
Dasar Matematika I.
4. Berdasarkan hasil pos tes 41 orang mahasiswa, yakni sebanyak 95.34% dapat
dikategorikan lulus dan hanya 5.56% yang tidak lulus. Namun, yang memperoleh
nilai D lebih banyak yakni 37.20%, C sebesar 48.83%, B sebesar 4.65%, dan tidak
ada seorang pun yang memperoleh nilai A.
Dari jurnal yang telah saya baca terdapat kelebihan dan kelemahan. kelebihan dari jurnal tersebut yaitu penulis menjelaskan kelebihan yang dimiliki oleh software cabri II plus dibandingkan dengan software - software lainnya. penulis juga menjelaskan keuntungan menggunakan software tersebut. tetapi kelemahan dari jurnal tersebut adalah penulis tidak menerangkan bagaimana tahap - tahap menggunakan software tersebut.pembaca hanya disuguhkan cerita bagaimana situasi di dalam kelas, bukan bagaimana proses penggunaan cabri II Plus. disamping itu hal yang menarik juga terdapat di dalam jurnal tersebut, diantaranya antusias dari mahasiswa yang terlihat dalam persentase. ternyata mereka merespon baik penggunaan software Cabri II Plus dalam pembelajaran mata kuliah konsep dasar matematika pada bahasan geometri.